BATUSANGKAR – Dinas Kesehatan Tanah Datar, Sumatera Barat, mencatat sebanyak 2.736 anak bawah lima tahun (balita) di kabupaten itu mengalami gizi buruk atau masalah stunting.
“Perlu kita ketahui kondisi Tanah Datar saat ini punya data stunting atau anak yang pendek lebih dari 2.000 anak, atau tepatnya sebanyak 2.736 anak, ” kata Kepala Dinas Kesehatan Tanah Datar dr. Yesrita Zedrianis di Sungai Tarab, Kamis (30/6).
Ia menjelaskan anak yang terkena masalah stunting tidak saja berdampak pada pertumbuhan dan tinggi anak tapi juga akan berpengaruh pada kecerdasan anak.
Untuk itu ia mengimbau kepada ibu-ibu yang memiliki balita agar meningkatkan asupan gizi ataupun vitamin, karena masa keemasan pada anak atau penanganan stunting diutamakan pada anak di bawah dua tahun.
“Kami mengimbau kepada ibu-ibu yang memiliki anak balita, kita masih punya kesempatan untuk merubah itu semua, karena penanganan stunting diutamakan pada anak di bawah dua tahun, ” katanya.
Ia mengatakan masalah stunting datang tidak tiba begitu saja, dan bukan karena lemahnya ekonomi keluarga, melainkan juga disebabkan dengan pola asuh anak.
Pola asuh anak yang salah akan mengakibatkan kurangnya asupan gizi pada anak sehingga akan terjadi penurunan berat badan, tinggi dan lainnya.
“Untuk itu kami mengimbau mari berikan pola asuh dan gizi yang baik , karena gizi itu tidak selalu mahal, tapi juga bisa dari protein nabati di sekitar kita, misalnya kacang-kacangan, atau tahu dan tempe, ” katanya.
Yesrita juga berharap kepada ibu-ibu yang memiliki balita untuk selalu membawa anaknya ke Posyandu dan diberikan imunisasi.
“Tolong bawa bayi atau balita kita ke Posyandu, karena gizi buruk itu tidak tiba tiba, karena dua kali tidak datang untuk menimbang berat badan yang turun itu juga berpotensi menjadi gizi buruk, ” katanya. (***)